Proses UI/UX Design - 6: Style Guide

 


Apa Itu Style Guide dalam UI/UX Design?

Style Guide adalah dokumen panduan visual yang berisi aturan dan standar untuk desain antarmuka sebuah produk digital, seperti website atau aplikasi. Di dalamnya tercantum elemen-elemen seperti warna, tipografi, komponen UI, ikon, layout, hingga nada bahasa (tone of voice).

Tujuan utama style guide adalah menciptakan tampilan dan pengalaman yang konsisten, meskipun dikerjakan oleh tim yang berbeda, di waktu yang berbeda.

 

 

Kenapa Style Guide Penting?

  1. Konsistensi Desain

    Dengan aturan yang jelas, semua halaman dan komponen memiliki gaya yang seragam—baik warna, ukuran font, maupun bentuk tombol. Ini membuat produk terasa profesional dan mudah digunakan.

  2. Efisiensi Kolaborasi

    Tim desain, developer, hingga copywriter dapat merujuk pada satu sumber yang sama. Ini mengurangi miskomunikasi dan mempercepat proses pengembangan.

  3. Memperkuat Identitas Brand

    Desain yang konsisten mencerminkan identitas brand secara visual. Hal ini membangun kepercayaan pengguna dan memperkuat brand recall.

  4. Skalabilitas Produk

    Ketika aplikasi bertambah fitur atau halaman, style guide memastikan semuanya tetap terlihat dan terasa seperti bagian dari satu ekosistem.


Apa Saja Isi Style Guide?

Berikut elemen-elemen yang sebaiknya ada dalam sebuah style guide:

1.  Palet Warna (Color Palette)

  • Primary: #0057D9 (contoh)

  • Secondary: #FFB400

  • Neutral: #F4F4F4, #1A1A1A

  • Aksesibilitas: Pastikan rasio kontras minimal 4.5:1

2.  Tipografi (Typography)

  • Font Utama: Inter

  • Ukuran & Hierarki:

    • H1 – 32px / Bold

    • Body – 16px / Regular

  • Line-height: 1.5 untuk keterbacaan optimal

3.  Grid & Spacing System

  • Grid: 12 kolom (desktop)

  • Spacing: 8px system (8, 16, 24, dst.)

4.  Komponen UI (Buttons, Cards, Inputs, dsb.)

  • Tombol:

    • Primary Button: Background biru, teks putih, radius 8px

    • States: Normal, Hover, Disabled, Loading

  • Input Field: Dengan label, placeholder, error text

5.  Ikonografi dan Ilustrasi

  • Gaya Ikon: Outline, monokrom

  • Ukuran: 24px atau 32px

  • Konsistensi visual dan tematik

6.  Interaksi & Animasi

  • Hover/Active effect: Smooth, 300ms

  • Feedback pengguna: Snackbar, alert, loading indicator

7.  Tone of Voice & UX Writing

  • Friendly, jelas, dan ringkas

  • Contoh microcopy:

    • Tombol: "Simpan", bukan "Submit"

    • Error: "Maaf, ada yang salah. Coba lagi ya."

8. Dokumentasi Developer (Opsional)

  • Design tokens: warna, ukuran, spacing dalam format siap dipakai developer (CSS/JSON)

     

    Contoh Penggunaan Style Guide

    Bayangkan sebuah aplikasi e-learning dengan 20+ halaman, dikerjakan oleh 3 desainer dan 5 developer. Tanpa style guide, tiap halaman bisa memiliki:

  • Warna tombol berbeda

  • Font tak konsisten

  • Spacing acak-acakan

  • UX writing yang beragam ("Submit", "Kirim", "Simpan")

Dengan style guide, seluruh tim bisa mengikuti panduan yang sama. Akibatnya:

  • Tampilan seragam

  • UX lebih mudah dipahami pengguna

  • Proses desain dan coding lebih cepat

     

    Kesimpulan

    Style Guide bukan sekadar dokumen, tetapi fondasi dari desain yang konsisten, profesional, dan mudah berkembang. Dalam proses UI/UX design, ini adalah tahap penting yang menjembatani antara desain dan pengembangan, sekaligus menjaga kualitas brand dalam jangka panjang.


     


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ethical hacking part 14 membuat malware Trojan

ethical hacking part 3 reconnaissance & information gethering

membuat Desain Grafis dari HP dan Cara menjual Karya Desainmu